Memanfaatkan Bulan Puasa Ramadhan Sebagai Momentum Berhenti Merokok
Dari data yang di keluarkan oleh Tobacco Atlas menyampaikan bahwa hampir 66% dari jumlah pria di Indonesia adalah perokok aktif, sehingga disimpulkan bahwa Indonesia sebagai peringkat 1 Dunia untuk jumlah perokok. Provinsi Aceh sendiri dalam data kantor staf presiden (satu data indonesia) disebut sebagai Provinsi peringkat ke-3 jumlah perokok perkapita setelah Bengkulu dan Lampung.
Dalam pertemuan negara anggota WHO, dari 176 negara dari jumlah 192 negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan tembakau sebagai ancaman global.
Bukan tanpa alasan menyebut rokok sebagai ancaman global, mengingat daya rusak & adiksi rokok bisa mengakibatkan kanker, serangan jantung, hingga gangguan fungsi organ lainnya.
Menghindari atau rokok bagi perokok aktif merupakan hal yang sulit, karena para perokok yang sudah terpacu hormon endorfinnya (hormon bahagia) jika telah melakukan aktifitas rokok. Akan tetapi berhenti merokok bukanlah hal yang tidak mungkin.
Bulan Ramadhan bisa jadi waktu yang tepat untuk mereka yang ingin berhenti merokok. Aktivitas merokok ini harus dihentikan ketika berpuasa. Artinya, sekitar 12-15 jam para perokok akan terus menerus melepaskan diri dari aktivitas merokok selama 30 hari.
Sehingga dalam kurun waktu tersebut kandungan nikotin dalam darah terus alami penurunan secara perlahan. Sehingga para perokok yang berkeinginan kuat menghentikan rokok seharusnya bisa memanfaatkan momentum Ramadhan untuk berhenti merokok secara total.
Saat berbuka, makan sesuatu yang membuat kenyang lebih cepat, sehingga merasa tidak perlu merokok. Pada akhirnya, yang harus dilakukan adalah mengendalikan psikis. Pasalnya, dorongan ini akan membuat rencana berhenti menjadi lebih kuat.
Berikut kiat dari direktorat jenderal pencerahan & pengendalian penyakit tidak menular kementerian kesehatan (P2TPM) dalam mencegah kecanduan nikotin dalam rokok ;